Banyak yang pengen diceritain, dijelasin. Mungkin dimulai dari ngejawab 1 pertanyaan spesifik yang aku dapetin dari sana-sini, berulang-kali, baru-baru ini.
"Hamil ko ngga bilang-bilang sih!?"
Intonasi & cara penulisan berbeda-beda. Ada yang pure surprised, ada yang bete :D Ada juga yang protes "Kenapa gue ngga bole bilang-bilang sih elo hamil?" (including my husband :p)
Aduh, percaya deh! The second I found out that I'm pregnant, there were 3 major things in my mind: 1. disbelief. 2. millions of worries. 3. wanting to scream out & share to the whole world. But (unfortunately) my worries conquered all :D
Mulai dari takut dokternya salah liat, takut lab-nya salah nge-label nama darahku ma darah orang laen, takut kantongnya si jabang bayi kosong ngga berkembang, but most of all, takut keilangan sebelum sempet ngalamin bener-bener rasanya punya anak.
If you wanted something so badly & had to go through a lot of pain & struggle, begitu it finally happened, all seemed too good to be true. Buat aku, semakin besar juga rasa takut kehilangannya. You have something you've always wanted & then you lose it, the pain would feel a million time stronger. And sometimes, if you're sad, you want to keep it to yourself. Coz people's kind words could make it worse. Sometimes :)
Makanya, karena katanya yang crucial adalah trimester pertama, aku langsung mutusin sepihak untuk keep this a secret until at least 3 months. Keluarga aja cuma keluarga inti yang tau. Itu pun dibawah ancamanku, pokonya jangan sampe ember sana-sini :p My closest friends yang tau perjuanganku tentunya aku kasih tau juga. Lagi-lagi dibawah ancaman :D
But of course, like many other secrets, akhirnya kebongkar juga sebelum waktunya. Dimulai dari keemberan suami, kecurigaan temen-temen kantor karena udah 2 bulan lebih aku ngga nongol, sampe kebodohanku keceplosan kata-kata "mual", "pusing", "mabok", "cape", "ngantuk" :D Sebelum akhirnya aku "go public", like always, I asked my Mom for advice. Hers was simple:
"Ngga apa-apa. Ini berita baik. Semoga makin baik lagi karena makin banyak yang ngedoain."
And that's all I needed to hear. Ditambah inget mata suamiku yang berbinar-binar waktu pertama kali kita ngeliat Si Baiyi joged-joged kaya bapanya :) I thought, oh my God, he's so happy. How can I not allow him to flaunt his happiness to his friends... Anyway seperti udah diatur juga, padahal ngga sengaja, the day I shared my pregnancy to you all, usia kehamilanku udah 3 bulan 3 minggu. So, ngga "ngelanggar" keinginanku juga heheh...
Alhamdulillah sampe detik ini aku & Si Baiyi sehat. Sampe akhir bulan ini aku masih istirahat di rumah. Mual & pusingku masih ada tapi udah sedikiiit berkurang. Sayangnya, napsu makan masih kurang banget. Hope it gets better soon. Sekarang aku masih suka bingung yang aku rasain ini mual ato keroncongan :D Worry-nya masih buanyaaak, ditambah jadi cengeng & parnoan. Ngantuknya tetep tapi itu sih karena aku emang kebluk :p
My husband & I, can't get any better. The baby makes me love him even more than I could possibly imagine. I surely hope it goes both ways karena sekarang yang lebih banyak dicium ya Si Baiyi, bukan aku :p