Wednesday, February 18, 2009

Think Before You Speak

Waktu jamannya G(andhi)-Unit berjaya, aku termasuk anak yang paling nempel sama kursi dan meja kerjaku. Paling malesss kalo disuruh beranjak. Ngga jarang jalan ke ruang kerja pa’ bos sambil bersungut-sungut ;)) Waktu masih ngudud (baca: ngeroko ) sih justru sebaliknya. Aku termasuk paling rajin nyari temen, pecicilan kesana-kesini. Tapi sejak sebatang rokok tergantikan oleh batangan coklat, all I needed were my Mac & my comfy chair.

Si Ipz termasuk yang paling rajin maksa aku untuk bergerak. Triknya macem-macem :p Sementara menurut mas Agooos sih kemalasan aku untuk bergerak ada hubungannya sama ukuran gembolanku, yang membuat si empunya senantiasa nyaman duduk dimana saja hkhkhkhkk... Kebiasaanku ini berlanjut sampe hari terakhir aku masuk kerja :D Dan gara-gara kebiasaanku ini juga, aku termasuk anak di kantor yang dijuluki “autis”. Dan sejak pertama kali denger julukan itu, aku ngga suka.

Autism is a brain development disorder. Gangguan perkembangan yang berat. Orang yang menyandang autism, apalagi anak-anak, udah pasti hidupnya berat. Juga buat orang-orang yang ada di sekelilingnya. Keluarganya. Teman-temannya. Autism is not something that is funny. It’s not a joke. It’s not a cool way to call your friends with. It’s a serious & sensitive matter. No, alhamdulillah I don’t have any (close) friend or relative yang menyandang autism. Kenal sama orang yang “berhubungan” dengan autism juga ngga. Tapi ngga berarti aku bisa seenaknya mengumbar kata “autis” & bersikap seolah-olah itu adalah sesuatu yang lucu kan? Yang bikin sedih juga adalah kata autis itu makin lama ko makin happening ya?

Mungkin sebenernya biasa aja. But everytime I hear somebody using this word out of the context, I couldn’t help to imagine gimana perasaanku kalo denger orang teriak “Ah, dasar autis lo!” atau "BB bikin gua autis banget nih!" dengan nada ngeledek & ketawa-ketawa, sementara somebody I know or love is suffering from autism. Sedih? Pasti. Marah? Mungkin juga. Sebel? Hell, yeah!

Ah... I don’t know. Maybe it’s just me who’s overreacted. Yang pasti, I would never use that term just because lagi "in" sekarang ini. And my heart goes to all autistic children in the world... *hugs*


10 comments:

Anonymous said...

True on autism, not for joke nor to become funny

Anonymous said...

clap...clap...clap.....agree with that.....#sighh people nowadays always talk without knowing what they r talkin about.....

Anonymous said...

Hiks terharu. Betul bgt far, krn byk teman dan saudara ku yg anak nya autis, dan mereka adalah manusia TERPILIH. krn Allah tau mreka mampu menghadapi anak autis, dan itu bkn pekerjaan ringan. Ngurus anak normal aja sering ngurut dada / istighfar, apalagi ngurusin anak autis. Subhanallah

Farika said...

kangbayu: you can say that again :)

abhie: yeah... pity, eh?!

i think people should be more sensitive to other people's problem

meli: hiks... iya ya, mel...

dan seharusnya bisa bikin kita mikir ratusan kali sebelum ngurut dada hanya karena anak kita yang sehat rewel minta digendong...

wulliewullie said...

apalagi kalo denger orang ngomong "Oh, anaknya udah satu taun tapi belom bisa ngomong? autis kali? gak bisa diem? hiperaktif kali? atau ADD? Coba tes gih, Wur!" ... situ kali yang hiperaktif ngurusin urusan orang? hahahaha ... *Maap, jadi ikut emosi ;p Tapi aku setuju banget! :) eh btw udah baca curious incident of a dog in a nightime? autistic children is sooo blessed :)

Farika said...

haa masa sih sampe ngomong gitu??
ckckckckk..

itu buku apa? novel? true story?

Anonymous said...

sama kayak kata "idiot" sesungguhnya juga merupakan kata yang sensitif yg juga seharusnya tidak sembarangan digunakan untuk merendahkan seseorang

:)

Anonymous said...

duh tante, saya sampe sekarang masih loh dicap anak autis sm orang-orang kantor. gara-gara terlalu nempel sama komputer, trus sambil dengerin itunes/ipod pk earphone.

Anonymous said...

curious incident of a dog in a nightime is indeed a great book. it's a novel, yang ditulis dari sudut pandang anak autis.

sejak baca buku itu few years ago, aku jadi hati-hati banget pakai kata autis.

Anonymous said...

One day over one of those micro-blogging site I got pissed off by the same term; Autistic or they said: autis... same like what happened to you, they used it as a joke.
So I wrote a blog post just like you did now.. http://www.leonniefm.com/?p=23 ; the difference is my son is truly an autistic child.
Allow me to be sarcastic here in your nice blog, I think my autistic son is far more clever than those idiots who can't find a better term to determine our secluding behavior.

Thanks for the post...