Wednesday, July 28, 2010

“Socks Kaki” - Anakku Bilingual & It’s OK!

Sejak Kukka masih di perut, aku & Ica sepakat untuk ngajarin dia bahasa asing sedini mungkin. Rencananya sih aku pake Bahasa Jerman, Ica pake Bahasa Inggris. Along the way we thought that it would be too much. Lagipula Jerman-ku udah lama ngga dipake & udah banyak yang lupa :D Akhirnya kita mutusin untuk nerapin ESL (English as Second Language). Jadilah setiap malem, sebelum dibacain ayat-ayat Al Quran, aku bacain cerita Hans Christian Andersen versi Inggris keras-keras. Yes, I read your birthday gift every night, Neng :) Bari jeung ngos-ngosan karena hamil makin tua, napas makin pendek :p And so, Kukka & I are communicating exclusively in English ever since.


Aku termasuk tipe ibu yang percaya bahwa ngga ada 1 hal pun yang kita ajarin ke anak itu bakal sia-sia. Seringkali Kukka tetep asik maen ato cuek melengos sementara aku berbusa-busa nyanyiin Mother Goose Nursery Rhymes atau lagu angka atau alfabet. Bodo amat orang di sekitarku eneg dengernya, aku tetep aja ulang terus :)) Hasilnya? One day way before turning 2yo, out of the blue, Kukka pointed to a picture in her book & said “Egg!”. Atau beberapa minggu kemudian dengan santainya dia berhitung “One, two, three, twelve, twenty!” Salah urutan, iya. Tapi ternyata di otaknya udah nempel tuh angka-angka yang aku ucapin setiap naik-turun tangga :p


Aku juga termasuk tipe ibu yang percaya bahwa anak (kecil) itu PINTER. Never, ever underestimate them & think that they don’t know what you’re talking about. They have a brain like a sponge & most of us parents don’t realize what they’re capable of. Banyak orang/temen yang tau aku nerapin ESL. Biasanya pertanyaannya sama: “Ngga takut anaknya bingung ya?” Dan bukannya aku ngga tau bahwa ada aja yang “mencibir” ato malah ngecap so’. Ajarin aja dulu anaknya Bahasa Ibunya. Kalo udah bener, baru ajarin bahasa lain. Ato, gimana generasi masa depan mau cinta tanah airnya, diajarin bahasanya aja ngga. Gitu katanya :)


First of all, thank you very much. Second of all, mind your own business & teach your kid whatever you want to teach, but don't tell me how to raise my child. My daughter is MY responsibility. Whatever things I want to teach her, is my choice. I probably don’t need to give you my reasons but since we’re already here...


Aku hanya pengen yang terbaik untuk Kukka. Diantara banyak hal baik lainnya, aku pengen Kukka jadi anak yang ngga cuma pinter otaknya, tapi juga pinter menggunakan semua kepinterannya itu nanti, buat dia & lingkungannya. Harusnya, ya buat negerinya juga. Kukka akan “hidup” di jaman yang jauh lebih keras dari sekarang. Jaman yang butuh kemampuan ngga cuma Bahasa Inggris, tapi bahasa & keahlian lainnya. Kalo CUMA Inggris aja dia ngga bisa, gimana dia mau bertahan? Apalagi ngebantu negerinya untuk jadi a better place to live in. Aku mungkin bukan termasuk WNI yang nasionalis tapi ngga berarti juga aku pengen Kukka jadi WNI yang apatis terhadap apapun yang terjadi dengan negerinya. Dan kalo dia udah bisa diajarin dari sekarang, kenapa mesti ditunda sampe otaknya udah keburu penuh dengan hal yang lain? Malah kasian nanti harus extra keras belajarnya.


Ngga kerasa sekarang Kukka udah 2 taun aja & alhamdulillah kosa katanya udah lumayan banyak. Malah udah bisa bikin kalimat-kalimat seperti “Opa is sick.” atau “Where’s the red ball?” atau “Oh no, Kukka’s book is gone!”. Iya, iya. Kosa kata Inggris-nya Kukka jauh lebih banyak daripada Indonesia-nya. But she’s getting there ko! Setiap hari ada aja kata baru yang dia ucapin. Ngga jarang juga yang keluar dari mulutnya kecampur-campur, misal “Socks kaki!” atau "Where mana?" :)) But she is capable in switching languages automatically. Ke Mba-nya, Kukka nanya “Mana susu, Mba?”, tapi begitu nengok ke aku, she asked “Where’s Kukka’s milk, Bubu?”


So yes, my daughter speaks English more than Indonesian now & sometimes she got confused. But she’s just 2yo for God’s sake, so just give her a break :)



Friday, July 16, 2010

Angel


For years I've asked Allah for a child

A child with the kindest heart
Who'll never hesitate to help those in need
A child with the warmest smile
Who'll brighten everybody's day
A child with the prettiest face
Who'll healed her loved ones' broken hearts
A child with the smartest mind
Who'll make the world a better place to live one day

For years I've asked Allah for a child
Two years ago He sent me an angel instead

Happy 2nd birthday, My Little Godsend


Thursday, July 15, 2010

A Heartbreaking Event

Diawali dengan demam 38C Senin (5/7) sore, suhu badan Kukka naik turun terus. Obat penurun panas ngga bantu banyak. Malah di saat Kukka tidur, suhu badannya sampai 40.4C. Pantes aja dia rewel & ngga bisa tidur. Biasanya kalo ngga enak badan atau sakit, Kukka keliatan biasa aja. Ngga rewel, banyak makan, banyak minum, banyak gerak. But not this time... Hari ketiga aku bawa ke lab. Ternyata Kukka kena typhoid/tifes :( Aku yakin 100% Kukka kena tifes bukan dari makanan. Kita curiga dari air kran. Kalo mandi, Kukka suka sengaja mangap supaya ada air yang masuk mulutnya. Sementara air di Kota Wisata itu jelek sekali :(


Akhirnya karena takut dia dehidrasi & kemungkinan DBD, Kukka dirawat di RSIA Permata Cibubur. Masya Allah, sedih banget rasanya liat Kukka di UGD. Meskipun lemes, tenaganya tetep luar biasa pas berontak karena ngga mau dipasang infus. Butuh 3 orang, termasuk aku untuk megangin Kukka. Sambil nangis aku peluk kepalanya & I told her that everything was gonna be okay. Then again, my baby is a brave girl. Belom 5 menit infus kepasang, dia udah “terbiasa”. Malah ngomentarin bantalan penyangganya yang “Purple!” & meski sambil beruraian air mata, Kukka minta “Cake!” Akhirnya sambil nunggu dianter ke kamar, ngemil lah dia :))


Hari pertama di RS, Kukka dijenguk sama cousin kesayangannya, Alyna. Nini, Aki, Ua Fifi & Kaka Nami were there too. Malemnya Enin, Papah, Uncle Harry & Ferry juga dateng. Besoknya temen-temen Kukka dari Kota Wisata juga dateng ngejenguk. Lucu banget! Mereka sampe bela-belain naek taksi berempat + 1 mba. Malah katanya karena ngga sabar nunggu taksinya dateng, mereka nekad pengen jalan kaki ke RS, yang btw jauh banget dari KotWis kalo jalan kaki sih :)) FYI aja nih, temen-temen Kukka ini dari kelas 1 - 5 SD. They love Kukka that much, I suppose.


Alhamdulillah di RS Kukka bisa tidur nyenyak. Panasnya juga turun & stabil. The downside about having to stay at the hospital was Kukka stresssss! Hari pertama sih masih tergolong “normal”. Karena tau ngga mungkin minta sama ibunya, Kukka begging ke mbanya yang biasanya emang selalu ngeiyain permintaan Kukka. Dia minta dibukain infus ya jelas aja mbanya ngga ngasih juga :p Then she picked up the hospital phone & said “Hawow? Bapa! Buka! Bapa buka! Plis...” :D :D :D


Hari kedua level kesabaran Kukka menurun tajam :D Sambil teriak & menggeram, dia tarik selang infusnya & gigitin bantalannya. Duduk dilantai, tendang-tendang tiang infusan, lempar semua barang yang bisa dilempar, digendong ngga mau, didudukin ngga mau. Lama-lama ibunya ikutan stresssss! :D There wasn’t much that I could do except watching her moves so she’d stay safe. Lama-lama ya kecapean sendiri & tidur.


Alhamdulillah 3x diambil darah, hasilnya bikin lega. No sign of DBD. Altho Kukka did develop some kind of rash. Dokter Suraiyah bilang dipantau aja dulu. Bisa jadi kena Rubeola (beda nih sama Rubella). Ngga taunya bener. Selaen tifes grade 4, Kukka juga kena campak!!! Makin lama, ruamnya makin banyak. Muka & seluruh badannya merah-merah. Ya Allah... Pantes aja Si Bebicus ngga berdaya gitu... Knowing that Kukka didn’t HAVE TO stay at the hospital, kita langsung minta pulang. Ica & aku yakin di rumah Kukka bakal lebih happy & insya Allah jadi lebih cepet sembuh :)


And now I’m very happy to share the good news that Kukka is back to her oldself :D I don’t know for sure whether she’s already completely 100% healthy again or not. But her skin is now clear from rash, no fever, drinks lots & lots of water & can’t be stopped from bouncing on the bed. Satu-satunya yang keliatan “agak mengkhawatirkan” adalah napsu makannya yang besaaaar sekali. Kukka eats a lot, yes. But now, it’s like...too much :D


Right now I’m probably the happiest person on earth :) To see my baby girl is healthy & happy really is priceless. Yet I will never forget the feeling when I had to take Kukka to the hospital. I felt like I failed big time. I felt like a bad mother who couldn’t keep her child healthy & stayed away from hospitals...


*Kukka's photodiary in the hospital can be seen here"