Aku baru dapet kabar sedih dari seorang calon ibu tentang bayinya yang masih di dalam perut. Aku juga baru baca cerita yang bikin dada nyesek tentang seorang anak yang terkena musibah. Sumpah deh... Setelah jadi ibu, kayanya ngga ada cerita yang lebih menyedihkan daripada cerita tentang anak yang kena musibah :( Jantung langsung deg-degan, trus perasaan jadi ngga karuan. All I want to do is menghujani Kukka dengan ciuman & pelukan, sambil berterima kasih sama Allah udah dititipin anak yang luar biasa.
One thing kept me thinking. Di sela-sela tangisan si calon ibu, berkali-kali dia menyesali dosa-dosanya. Karena sekarang, bayinya yang harus menanggung akibatnya. Berkali-kali juga dia bilang, bahwa dia sempet marah sama Tuhan.
Aku cuma diem.
Aku bisa aja ngasih seribu macem kalimat yang menghibur. Aku juga bisa ngasih nasehat-nasehat so’ bijak bahwa ngga seharusnya dia nyalahin Tuhan. Tapi aku nyoba untuk berempati. Kalo aku jadi dia, aku juga pasti akan ngerasain hal yang sama, mikir hal yang sama. Tapi aku yakin, ngga ada kalimat ato nasehat yang pengen dia denger saat itu. Saat itu, dia cuma pengen nangis.
And that’s exactly what I did. I let her cry.
Meskipun di dalam hati, aku “protes”. Menurutku, dosa yang udah kita perbuat, ngga ada hubungannya sama (kondisi) anak kita. Allah ngga nitipin seseorang, anak yang mentally challenged ato physically different karena dosa orangtuanya banyak. Gimanapun kondisinya, anak adalah anugrah. The most wonderful gift of all. Dan sesuatu yang indah, ngga mungkin “dibikin” dari kumpulan dosa. Justru gabungan dari semuaaaa yang indah-indah, yang ada di semesta ini :)
I’d like to think of it more as a gift of chance from Allah. Chance for us to be a better person. Allah gives us a “tool”, complete with its uniqueness, good & “bad”, & let us, the parents, decide how to handle each & every one of them. Apakah kita bakal jadi orang yang lebih sabar? Jadi lebih bersyukur? Lebih rajin ibadah? Lebih jaga kesehatan supaya insya Allah bisa spending more time sama si buah hati? Lebih ati-ati dalam bertindak & berucap? Lebih teliti sebelum ngambil keputusan? Lebih dipake otaknya, untuk hal-hal yang baik? Sok atuh nih, Aku pinjemin “alatnya” untuk jadi orang yang baik, kata Allah :)
Sometimes, when boredom strikes, there are (still) a lot of “bad” things that I want to do :D Bad things yang dulu-dulu ngga pake mikir 2x, langsung dijabanin. Sekarang? Otak belom sempet mikir aja, nama KUKKA udah bermunculan dengan berbagai font type, color & size. Very psychedelic :D
Kukka Aiko Farza, my precious, sweet, darling baby girl, is my saviour. She keeps rescuing me from doing all the bad things a “Farika” could have done :)
Alhamdulillah...