Thursday, February 07, 2013

Serba-Serbi Supir

Iya, emang ngga beda jauh ceritanya sama postinganku soal pembantu ini --> Sebel. Titik. Tapi sekarang aku juga lagi sebel. Eh...sebel-sebel seneng sih! Karena sejam yang lalu yang disebelin udah keluar!! *diabolical laugh*

So, let's start by tracing back our history of drivers since 2006, shall we!?

1. Our first driver was Maman. Can't really remember his name. On the first month I splurged him with new shirts and everything. Partially because I felt sorry for him for not having lots of clothes. Selain itu juga supaya dia rajin ganti baju jadi deket-deket kita ngga bau :p Lupa gimana udahannya tapi seingetku dia tiba-tiba aja ngilang dan ngakunya ngga dibayar gajinya. Padahal dia yang masih ngutang cicilan handphone ke kita. 

2. We got Dedi from my aunt. He was once my cousin's driver. Clean, sharp, drove well, knew the streets and how to win hearts (read: kiss ass). But he got this annoying attitude. Singkat cerita, setelah beberapa kali bertingkah, akhirnya Ica nurunin dia di lampu merah depan Pasaraya and we drove home by ourselves. :)) Besok-besoknya baru ketauan bahwa ternyata dia suka pamer ke satpam kompleks bahwa dia nilep atau mark up uang kita. 

3. Mas Aji was probably the best driver we ever had. Nyetirnya enak, sopan, jujur, rajin, mobil luar-dalem selalu kinclong, dan lumayan tau jalan. So what's the problem? Well... He wasn't that smart jadi sering kena marah :D Lama-lama dia stress juga kali yaaa! Akhirnya dia yang resign. Sampe sekarang kami masih berhubungan baik (tsaaaaaah!!!). Dia juga beberapa kali bilang ke pembantu kita yang dulu bahwa dia pengen bisa kerja di kita lagi. Tapi sampe sekarang belum jodoh (lagi). 

4. Witono mungkin supir kami yang paling keliatan "pemalas". Selaen tergolong ndut, kalo ngapa-ngapain lamaaaaaa! Jalannya santai, buka pintu-nyalain mesin mobil juga lamaaaaaa! Agak lupa kejadiannya gimana tapi Ica was really angry at him. Kejadiannya tuh pas abis nonton konsernya Imogen Heap. Perpisahannya cukup dramatis. Dia disuruh keluar dari mobil dan pergi detik itu juga. Yang masih bikin aku suka kesel, handphone hasil menang doorprize pas reuni SMP masih ada di dia dan ngga dikembaliin!! Sekali-kalinya menang undian, eh hadiahnya malah diambil orang! Nasib oh nasib!

5. Naaah kalo Pak Rojak nih yang ceritanya ada sedikit di postingan soal sebel itu. Yang abis gajian tau-tau ngilang. But now I think I know the real reason why he left...

6. Pepen aka Pulung mungkin bisa dikategorikan sebagai supirku yang paling rock 'n roll, baik dari segi penampilan (gonjes) sampe kelakuan. Sebenernya dia tergolong ok. Nyetir ok, hafal jalan plus jalan tikus. Tapi ya itu tadi... Kelakuannya yang sok jagoan bikin aku marah. Udah beberapa kali ditegur jangan so'-so'an, eh dia masih aja kaya gitu pas lagi bawa aku and Kukka. On the way pulang dari Kalimalang, dia marah sama motor-motor sampe buka jendela segala. Yang ada aku yang ngamuk lah! Gimana coba kalo tau-tau malah mobil kita yang dikeroyok??? Orang sinting! Sent him home right after that. 

7. Perpisahan sama Wondo terjadi karena keadaan. Meski sering diomelin karena kebodohannya, tapi kita akur-akur aja. Kayanya :D Supir super alim (and I do mean alim like selalu pamit shalat sedetik sebelum adzan kedengeran) ini akhirnya pamit mau nikah dan cari kerja di daerah istrinya. Padahal udah lumayan lama juga dia kerja di sini... And the hell breaks loose right after he resigned. Welcoming a series of troubles:

8. Pak Subandi emang udah tua. Udah 50an kalo ngga salah. But I decided to give him a shot karena keliatannya dia masih fit. Ngga taunya nyetirnya ngga stabil euy :( Serem banget di jalan tol yang lurus dia malah ngagaleong kiri-kanan. Akhirnya dirumahkanlah dia! Setelah itu baru deh pembantu sama tukang kebun di rumah pada ngadu. Katanya Pak Subandi sombong banget dan genit! Sering pamer punya showroom motor, banyak uang, anak-anaknya pada "jadi orang" dan sambil godain pembantuku dia bilang bahwa dia pengen kawin lagi. Hih!

Supir No 9. (Asep) dan No 10. (Kamto) punya persamaan yang bikin aku langsung ilfil. They have 2 wives. Now that sounds like it's none of my business but trust me. It is. Contohnya Si Asep. Baru seminggu kerja, udah minjem uang atau istilah dia "kasbon". Beberapa kali izin ngga masuk dengan alesan ini-itu. Begitu ketauan ternyata dia punya istri 2, aku langsung "Oooooh pantes!" Sebulan setengah kemudian dia aku keluarin karena berbagai macam ke-error-an yang menyebalkan. Dan meskipun wujudnya udah ngga ada, masih aja dong nyebelin! Menurut supir tanteku yang pernah beberapa kali ngobrol sama Si Asep, dia bilang kerja di sini "Euweuh duitan." (Ngga ada uangnya). Padahal dia udah OVERPAID!!! *%!^$

Kalo Si Kamto ini dari pas interview aja udah semangat banget nawarin this particular pembantu. Katanya sama-sama kerja di tempat yang dulu. Di jalan si cewe ini nelepon dan minta ngomong langsung sama aku, which I found awkward and pushy. Jual diri lah dia lewat telepon. Aku mulai curiga. Aku suruh dia dateng untuk interview. First impression: sangat tidak simpatik. NO chemistry at all. Akhirnya daripada cape ngomong, aku tembak langsung "Hubungan kamu sama Kamto apa?". Eh dua-duanya cengengesan. Aku tanya 2x lagi, akhirnya tuh pembantu ngaku "Saya istri mudanya Kamto, Bu." Ok, no thanks and goodbye. That's all I need to know what kind of person she was. Sama Kamto juga chemistry langsung lenyap begitu aja. And I bet they knew. Puncaknya dimulai dari pagi ini, waktu ditanya kenapa mobil yang satunya lagi ngga dicuci. Terus lanjut sampe tadi jalan pulang dari sekolah. Dia SMSan dong cyiiin di jalan! Tegur sekali. Nyampe rumah, bukannya nurunin barang, dia malah asik nongkrong di rumah sebelah sambil nelepon. Tegur lagi. Sambil beres-beres di rumah aku mikiiiir setengah mati "Do I really want this guy to drive my kid and I to school tomorrow?" Eh ngga taunya dia yang buka front duluan :)) Aku sampe ngga inget exactly what he said but I remember I said "Alhamdulillah!" in a quite loud voice :)) Paid his 5 days salary and off he went. 

Jadi ya, based on my conversation with my Mom about Subandi, Asep dan Kamto, we agree that basically they are all liars. Kata Mamah, kalo sampe punya istri lebih dari satu, udah jelas bukan orang bener, jahat dan tukang bohong. Paling sedikit dia ngebohongin istrinya kan buat sama si cewe yang satunya, kata Mamah sambil berapi-api. Sama istrinya aja bohong, ya apalagi sama kita?! So, berdasarkan pengalaman yang menyebalkan ini, I'm going to ask 1 important question di interview supir berikutnya:

"Punya istri berapa?"






3 comments:

dinda said...

duuhh... nasibmu neeeng! :D

Therry said...

Omidog I honestly thought my dad was the only one who ALWAYS has to change drivers!! But it happens to everyone it seems! So do you still have a driver now?

Anonymous said...

Gak adil juga kak kalau semua yang beristri dua dibilang penipu menurutku. Mungkin yang penipu itu adalah mereka yang selingkuh (zina) dengan wanita lain kemudian karena suatu alasan (ketahuan keluarga atau selingkuhannya itu hamil) pria itu terpaksa menikahinya.

Bagaimana dengan mereka yang baru memilih istri kedua setelah istri pertama setuju? Apakah mereka juga penipu? Apakah kakak menuduh Rasulullah SAW yang beristri 4 cheater? ;)